LGBT
(Lesby Biseksual, Gay and Transgender)
adalah suatu komunitas kecil ditengah masyarakat yang hingga saat ini belum
diakui sebagai salah satu bagian kehidupan sosial. Komunitas yang identik
dengan tingkah laku abnormal atau
lebih dikenal banci selalu mendapatkan
stigma negatif dari masyarakat. Stigma yang tidak beralasan dan terus mengekang
kebebasan dalam melakukan aktifitas.
LGBT
bukanlah kelainan mental tertulis dalam buku Diagnosis dan Statistical Manual
of Mental Disorder. Menteri Kesehatan RI Nila Djuwita F Moelek juga menyatakan
bahwa perilaku LGBT dari sisi kesehatan tidak dibenarkan dan bukan gangguan
kejiwaan melainkan masalah kejiwaan.
Banyak
faktor yang mempengaruhi seseorang menjadi LBGT, antara lain adalah keluarga.
Keluarga sebagai pendidikan pertama anak sangat berperan dalam membentuk
kerakter moral anak. Terlepas dari itu lingkungan juga mempengaruhi
perkembangan pertumbuhan. Faktor trauma juga dapat menyebabkan seseorang
mengambil keputusan menjadi seorang LGBT. Trauma ini banyak dialami oleh wanita.
Semua
warga negara sama di mata hukum. Pasal 27 UUD 1945 berbunyi (1) “Segala warga
negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan pemerintahan dan wajib
menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. Jelas
tertulis bahwa kita sama. Tidak ada yang membedakan anatara mereka yang memilih
LGBT sebagai identitasnya maupun mereka masyarakat umum. Semua sama dan layak
mendapatkan kebebasan dalam kehidupan sosial serta negara wajib memberikan rasa
aman kepada semua warga negara tanpa terkecuali.
LGBT
adalah pilihan hidup. Perilaku yang dapat disembuhkan dan dikembali ke pilihan
yang tepat. Peran pemerintah, masyarakat serta keluarga diperlukan dalam upaya
ini untuk mendapatkan hasil yang baik melalui beberapa solusi antara lain
memberikan pendampingan psikologi, pendekatan rohani serta peran aktif
lingkungan masyarakat yang menerima keberadaan komunitas LGBT ini.
Peran
agama sangat penting dalam upaya menyembuhkan dengan merangkul serta berdakwah
sehingga dapat berubah menjadi pribadi yang lebih baik.